Minggu, 30 Januari 2011

Sisi Negatif Kedelai yang Tidak Diketahui Banyak Orang

Ratusan uji ilmiah telah menghubungkan kedelai dengan malnutrisi, gangguan pencernaan, gangguan tiroid, penurunan fungsi otak, gangguan reproduksi, mental, sistem imun, asma, diabetes, penyakit jantung dan kanker. Berlawanan dengan kepercayaan umum jaman sekarang bahwa kedelai adalah makanan yang menyehatkan, banyak bukti ilmiah telah memperlihatkan sisi negatif dari kedelai.
.
Beresiko Memperparah Kanker
Sering diberitakan bahwa kedelai sangat bermanfaat untuk memerangi kanker. Kebenaran akan berita ini adalah ya dan tidak. “YA” MEMANG BERMANFAAT JIKA PRODUK KEDELAI TELAH TERFERMENTASI, “TIDAK” BERMANFAAT JIKA PRODUK TERSEBUT ADALAH NON-FERMENTASI.
Hasil suatu penelitian di tahun 1996, melaporkan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi kedelai mengalami epithelial hyperplasia, yaitu suatu kondisi yang menandai kanker. Penelitian lanjutan yang dilakukan setahun kemudian, membuktikan bahwa genistein (salah satu jenis isoflavon) terbukti dapat menstimulasi kanker payudara. Karena itu, wanita yang berisiko dan pernah menderita kanker payudara sebaiknya waspada bila ingin mengonsumsi produk kedelai. Pilihan yang tepat adalah produk kedelai terfermentasi.
.
Mengganggu Hormon, Menyebabkan Ketidakstabilan Emosi dan Alergi
Sudah umum diketahui bahwa kedelai mengandung komponen “serupa” estrogen (hormon wanita). Banyak wanita yang mengalami pasca menopause menggunakan produk kedelai untuk membantu masalah kewanitaan mereka karena ketidakseimbangan hormon mereka. Kedelai sangat efektif dalam mensuplai hormone-hormon yang diperlukan.
Tapi yang perlu kita pertanyakan adalah jika kedelai dapat menyediakan hormon yang cukup untuk wanita paruh baya, apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN KEPADA BAYI? Apa jadinya jika kedelai yang dipenuhi hormon “serupa” hormon wanita ini RUTIN DIBERIKAN KE PRIA? Begitu juga apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN kepada para wanita muda yang MASIH CUKUP hormon estrogennya?
Penelitian mengenai dampak produk-produk kedelai bagi manusia telah berkembang selama lebih dari 40 tahun (penelitian dimulai tahun 60-an). Selama beberapa dekade ini, telah dilakukan banyak penelitian dari dampaknya terhadap serangga, tikus, burung, sampai dengan manusia. Dari penelitian-penelitian tersebut, didapati banyak efek negatif dari kedelai non-fermentasi.
Burung yang diberi makan kedelai memperlihatkan “PENDEWASAAN DINI” di usia 2 bulan, dimana seharusnya mulai dewasa di usia 18 bulan. Ini mengakibatkan burung-burung ini menua terlalu dini dan dengan demikian cepat mati di usia muda. Tapi bukan hanya itu saja, pada burung-burung ini juga menunjukkan adanya masalah tiroid, kemandulan, dan pertumbuhan tumor.
Phytoestrogen (komponen yang dikandung kedelai) dalam banyak penelitian TELAH KUAT DISIMPULKAN beresiko mengakibatkan  gangguan tiroid, gangguan sikap dan kanker. Theodore Kay dari Kyoto University Faculty of Medicine menekankan di tahun 1988 bahwa “pembesaran tiroid pada tikus dan manusia, terutama anak-anak, yang rutin diberikan kedelai telah diketahui selama setengah abad.”
Dua peneliti dari FDA (BPOM-nya Amerika), yaitu Daniel Doerge dan Daniel Sheehan, memprotes kebijakan FDA  itu sendiri yang mengijinkan klaim aman kedelai bagi kesehatan jantung. Dalam surat protesnya, mereka mengkhawatirkan akan keselamatan publik dimana komponen kedelai yang dipakai sebagai estrogenik (terapi hormon) dan obat-obatan goitrogenik (pengobatan untuk tiroid) diberikan label peringatan untuk berhati-hati bila memakainya, tapi kenapa produk-produk kedelai lainnya tidak.
Bukan sekedar permasalahan hormon saja, telah ditemukan adanya hubungan antara masalah perilaku anak-anak dengan produk kedelai. Produk kedelai yang diformulasikan bagi anak-anak mengandung tingkat mangan 50 kali lebih tinggi dibandingkan ASI. Dari sini menunjukkan bahwa tingkat mangan yang terlalu tinggi dalam susu formula kedelai adalah beracun bagi otak bayi. Penelitian ini menjawab salah satu kemungkinan dari naiknya tingkat penderita ADHD dan perilaku kasar yang ada selama ini. Mangan merupakan mineral dasar yang dibutuhkan oleh tubuh kita, tapi jika berlebihan akan mengakibatkan “sindrom keracuan mangan”.
Alergi juga menjadi kekhawatiran berikutnya. Kedelai adalah salah satu makanan penyebab alergi terkuat di jaman modern ini. Dari beberapa penelitian melaporkan bahwa kedelai mengandung setidaknya 30 protein penyebab alergi. Apakah anak Anda menderita asma? Jika “Ya”, mungkin inilah saatnya Anda mengevaluasi kembali pola makan anak Anda.
.
Kandungan Berbahaya pada Produk Kedelai Non-Fermentasi
Produk kedelai terbagi menjadi 2 jenis, yaitu produk yang terfermentasi dan yang non-fermentasi. Produk terfermentasi adalah produk kedelai yang aman dan sangat baik buat kesehatan. Diantaranya adalah tempe, kecap, miso, natto dan kecambah kedelai. Tapi lain halnya dengan produk NON-FERMENTASI seperti misalnya tahu dan susu kedelai, karena produk ini masih banyak memiliki kandungan zat-zat berbahaya seperti:
A) Goitrogen – Ini adalah komponen yang mengganggu fungsi tiroid, dengan demikian menyebabkan hypotiroid pada individu yang sensitif dan juga beresiko menyebabkan kanker tiroid.
Ketika kita mengkonsumsi produk kedelai non-fermentasi sekali-dua kali, belum tentu langsung mengalami efeknya. Ada takaran tertentu baru kita akan terpengaruh. Berapakah takaran yang membahayakan kesehatan? Ini tergantung usia.
Berdasarkan Soy Online Service, bayi seharusnya tidak mengonsumsi kedelai sama sekali. Bagi orang dewasa, hanya dengan 30 mg isoflavone (termasuk komponen goitrogen) per hari cukup mengganggu fungsi tiroid. Takaran isoflavon yang perlu diwaspadai ini ada pada 5-8 ons susu kedelai.
B) Asam Phytic – Kedelai mengandung asam Phytic, yaitu asam yang dapat menghalangi penyerapan mineral seperti misalnya zat besi, kalsium, tembaga, dan terutama seng dalam saluran pencernaan.
Seng dibutuhkan untuk perkembangan dan berfungsinya otak serta sistem syaraf. Ia berperan penting dalam mengendalikan mekanisme kadar gula darah dan dengan demikian melindungi dari diabetes. Ia juga diperlukan untuk menjaga kesuburan.
Seng adalah komponen kunci dalam berbagai enzim vital dan berperan banyak dalam sistem imun. Asam Phytic dalam kedelai tidaklah banyak dan bagi pria terkadang dibutuhkan. Jadi kandungan asam ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali bagi wanita yang sedang menstruasi dan juga bagi anak-anak.
Pada proses fermentasi kandungan asam phytic ini jauh berkurang sampai pada level aman untuk segala umur.
C) Penghambat Trypsin – Komponen negatif ini mengurangi kemampuan Anda mencerna protein. Memberi bayi dan anak Anda produk kedelai yang non-fermentasi secara teratur akan mengganggu pertumbuhannya. Kacang-kacangan lain yang memiliki kandungan penghambat trypsin yang tinggi adalah kacang lima.
D) Nitrat – Adalah komponen yang bersifat karsinogen (penyebab kanker), terbentuk pada saat pengeringan, dan zat beracun lysinoalanin terbentuk selama proses alkalin. Berbagai macam zat aditif buatan, terutama MSG (zat aditif yang merusak sel syaraf) telah ditambahkan pada produk kedelai untuk menyamarkan “aroma kacang”nya yang kuat dan memberikan rasa mirip daging.
E) Phytoestrogen – Biasanya dipakai untuk membantu mengurangi efek produksi estrogen yang rendah dalam tubuh, kini ditemukan sebagai faktor penyebab kanker payudara dan leukemia pada anak.
F) Aluminum – Dari beberapa penelitian telah diketahui adanya hubungan antara keberadaan aluminium dengan penyakit Alzheimer. Tapi tahukah Anda bahwa susu kedelai mengandung aluminium 11 kali (1100 persen) lebih banyak dibandingkan susu formula biasa?!
G) Mangan – Produk formula kedelai memiliki kandungan mangan berlebih bagi tubuh kita. Mangan dalam tingkat kecil sangat kita butuhkan untuk membantu sel tubuh kita mengumpulkan energi. Tapi jika berlebih, mangan bisa menyebabkan kerusakan otak seperti pada penyakit Parkinson.  Tingkat kandungan mangan di tiap susu bayi berbeda-beda, yaitu:
  • ASI mengandung 4-6 mcg/L.
  • Susu formula bayi biasa (dari sapi) mengandung 30-50 mcg/L.
  • Susu formula kedelai mengandung 200-300 mcg/L!!!
H) Terlalu Banyak Omega-6. Produk kedelai non-fermentasi mengandung kandungan Omega-6 yang lebih banyak dibandingkan Omega-3. Ketidakseimbangan rasio antara Omega-3 dengan Omega-6 akan membuat kita rentan terkena penyakit kanker, diabetes, penyakit jantung, arthritis, asma, hiperaktif, dan depresi.
.
Dampak Bagi Anak Laki-Laki
“Pubertas dini (yang disebabkan oleh produk kedelai) bisa meningkatkan resiko anak laki-laki menderita kanker testicular di saat menjelang dewasa, karena telah terpapar berbagai hormone seks terus menerus,” ujar Marcia Herman-Giddens , peneliti dari  University of North Carolina.  Ketidaknormalan pada saluran kencing mereka juga ditemukan dan beberapa penelitian akhir-akhir ini telah menemukan adanya beberapa cacat lahir lahir pada ibu-ibu vegetarian yang sering mengonsumsi kedelai.
Bagi orang dewasa, tubuh telah diperlengkapi dengan sempurna untuk menetralisir efek negatif kedelai non-fermentasi. Tapi lain halnya dengan bayi yang sistem endokrinnya masih belum sempurna. Suatu penelitian menyebutkan bahwa ketika Anda memberi produk kedelai non-fermentasi pada bayi tiap harinya, itu sama saja memberikannya sesuatu yang SETARA DENGAN 5 KALI PIL KB DALAM SEHARI (BAGI ORANG DEWASA)!
Sistem endokrin bayi belum mampu mengatasi kandungan isoflavon berlebih yang ada pada produk kedelai non-fermentasi. Kandungan berlebih isoflavon memiliki sifat feminisasi, yang akan MENGAKIBATKAN UKURAN KELAMIN BAYI LAKI-LAKI JADI LEBIH KECIL DAN KECENDERUNGAN GENETIKA YANG MENGARAH KE HOMOSEKSUALITAS. Beberapa ahli mempersalahkan pengkonsumsian susu formula bayi sebagai salah satu faktor kecenderungan genetika anak laki-laki menjadi seperti perempuan. Anda tentu tidak ingin anak Anda memiliki kelainan yang satu ini bukan?
.
Dampak Bagi Anak Perempuan
Produk formula kedelai mengandung tingkat hormon sebanyak 240 kali lebih tinggi diandingkan ASI!
Para endokrinologis anak-anak di tahun 1982 telah melaporkan hasil penelitian mereka yang mendapati adanya perkembangan payudara pada anak-anak perempuan dibawah delapan tahun. Dalam penelitian pertama yang melibatkan 130 anak perempuan, 68% menunjukkan  adanya perkembangan payudara sebelum mereka berusia 18 bulan! Para peneliti mendapatkan adanya hubungan antara ketidaknormalan ini dengan konsumsi produk-produk kedelai.
Anak-anak perempuan yang memasuki masa pubertas akan beresiko besar menderita kanker payudara dan juga kista rahim jika mengalami gangguan tiroid karena rutin mengonsumsi produk kedelai non-fermentasi.
.
Dampak Bagi Wanita Muda
Mungkin Anda terkejut jika saya mengatakan bahwa komponen phytoestrogen pada kedelai bisa meningkatkan resiko kanker payudara. Dr. Claude Hughes, direktur dari Women’s Health Center di Cedar-Sinai Medical Center, Los Angeles mengemukakan pendapat tentang komponen kimiawi pada kedelai,”Ia (phytoestrogen) dapat  mempercepat pembelahan sel-sel yang sudah menjadi kanker dari mengandalkan estrogen untuk pertumbuhan mereka (sel-sel kanker).”
Chanfeng Wang dan Mindy S. Kurzer, yang menulis “Phytoestrogen Concentration Determines Effects of DNA Synthesis in Human Breast Cancer Cells” mengatakan, “Data kami memperlihatkan adanya kemungkinan bahwa dalam kadar tertentu pada manusia, phytoestrogen, flavonoid dan lignan justru menstimulasi, bukannya menghambat, pertumbuhan tumor-tumor yang mengandalkan estrogen.”
Disamping itu juga didapati bahwa dua gelas susu kedelai sehari dalam satu bulan penuh, mengandung cukup komponen kimiawi yang dapat mengganggu siklus menstruasi wanita. Umum diketahui bahwa para wanita yang memakai pil-pil kontrasepsi lebih sering mudah marah-marah seiring adanya gangguan hormonal. Hanya dengan 100 gr dari produk kedelai, mengandung komponen estrogenik yang sama dengan satu pil kontrasepsi.
.
Dampak Bagi Pria Dewasa
Apa dampak phytoestrogen bagi pria? Para peneliti percaya bahwa kecenderungan menurunnya kesuburan pria bisa jadi dikarenakan adanya pemberian estrogen dari luar, termasuk phytoestrogen kedelai.  Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa phytoestrogen kedelai menghambat enzim yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hormone testoteron (hormone pria).
Penelitian terhadap pejantan hewan-hewan juga telah banyak dilakukan, baik dari belalang sampai dengan cheetah. Dari penelitian-penelitian tersebut didapati bahwa kedelai mengakibatkan para pejantan ini kurang percaya diri, kurang agresif, hasrat seksual menurun, dan jumlah sperma  pun berkurang.
Dampaknya pada manusia terlihat lebih lambat daripada pada hewan. Tapi tetap saja berdampak negatif jika kedelai secara rutin diberikan pada pria.
Penelitian terlama akan dampak produk kedelai  dimulai di tahun 1965 dengan partisipan 8.006 pria Jepang-Amerika. Dalam penelitian ini mempertanyakan tentang 27 makanan dan minuman mereka. Setelah dimonitor dan diteliti bertahun-tahun lamanya, studi/penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pemberian tahu dengan “penuaan otak dini”, bahkan berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Dr. Lon White, peneliti dalam Honolulu Heart Program ini mengungkapkan bahwa dari 27 makanan yang diteliti, tahu-lah yang menunjukkan hasil konsisten berdampak negatif bagi otak pria-pria ini.
Lon White, akhirnya menyatakan, “Yang perlu ditekankan adalah ini semua (phytoestrogen ) bukanlah nutrisi. Mereka semua tergolong obat. Mereka memiliki beberapa manfaat dan juga beberapa kerugian.”
.
Bukankah Sejarah Asia Membuktikan Kedelai Baik untuk Kesehatan?
Pernyataan ini sebagian ada benarnya juga karena kedelai memang memiliki kandungan nutrisi yang banyak dan baik untuk kesehatan. Tapi ingat bahwa produk-produk kedelai baru bisa dikatakan 100% aman jika diproses secara fermentasi.
Terus apa yang salah? Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut.
Informasi yang mempromosikan produk kedelai selalu diarahkan pada kebiasaan makan orang Asia dan catatan sejarah kesehatan kita (orang Asia). Namun sayangnya, informasi ini kurang kritis dalam memberikan detail informasi akan kondisi bagaimana kedelai ditanam, karena hal ini mempengaruhi struktur kimia kedelai yang cenderung bertindak sebagai antiestrogen. Tekanan lingkungan, jamur, dan faktor lingkungan kedelai lainnya (termasuk fermentasi atau non-fermentasi) sangat mempengaruhi kandungan phytokimia kedelai yang berdampak pada kesehatan.
Detail bagaimana orang Asia menggunakan atau mengonsumsi kedelai kurang diperjelas. Normalnya, jauh sebelum masa-masa kedelai digombor-gemborkan sebagai produk yang sehat, pengkonsumsian kedelai bagi orang Asia masih tergolong sedikit dan biasanya dikombinasikan dengan sumber protein lain seperti daging sapi, babi, ayam, ikan, susu, dan telur. Gabungan dari protein hewan ini mempengaruhi struktur kimiawi makanan lain di dalam pencernaan kita.
Disamping itu, banyak produk-produk kedelai sebelum era modernisasi dikonsumsi dalam bentuk terfermentasi seperti misalnya tempe, kecap, dan kecambah. Proses fermentasi ini mengubah struktur kimia berbahaya kedelai menjadi hilang atau berkurang drastis.
Tapi jika dilihat dalam jaman sekarang, didapati bahwa tingkat penyakit Alzheimer lebih tinggi di orang-orang Asia dibandingkan di masyarakat negara lain.  Perlu diingat juga bahwa dulu (mungkin juga sampai sekarang) kita sebagai orang Asia menganggap tempe-tahu adalah makanan murahan dan tidak mengonsumsinya sebagai menu utama kita. Kita dulu lebih banyak mengonsumsi nasi, sayur, telur dan daging daripada produk-produk kedelai.
Seberapa banyakkah kedelai dikonsumsi oleh orang Asia SEBELUM MASA MODERNISASI? Sebenarnya tidak banyak, berbeda dengan klaim yang perusahaan sering nyatakan, kedelai sebenarnya tidak begitu banyak dikonsumsi oleh orang Asia SEBELUM MASA MODERNISASI. Studi historis menunjukkan bahwa orang Asia mengonsumsi kedelai ketika ada masalah finansial atau ketika adanya kekurangan sumber makanan lain. Dan disamping itu, banyak dari kedelai yang ada diproses secara fermentasi untuk menghilangkan efek racun kedelai.
Lain halnya dengan jaman sekarang, pemanfaatan kedelai lebih dipengaruhi oleh karena faktor keuntungan ekonomi dibandingkan karena faktor kesehatan. Amerika, Jepang, Indonesia, dan negara lainnya telah “membombardir” masyarakat dengan produk-produk kedelai. Tapi lain halnya dengan Switzerland, Inggris, Australia dan New Zealand, peringatan publik yang tegas telah diberikan kepada masyarakatnya untuk secara medis mewaspadai dan memonitor penggunaan kedelai bagi bayi dan wanita hamil.
Banyak dari para vegetarian di Amerika, Eropa, dan Australia mengonsumsi sekitar 220 gram tahu dan beberapa gelas susu kedelai per hari, dua atau tiga kali dalam seminggu. Tapi porsi ini sebenarnya berlebihan dibandingkan konsumsi orang Asia sebelum masa modernisasi. Orang Asia jaman dulu biasanya mengonsumsi kedelai dalam porsi kecil menyertai makanan lainnya. Kedelai juga bukan sumber protein utama orang Asia jaman dulu, termasuk susu kedelai.
Berdasarkan penelitian KC Chang, editor dari Food in Chinese Culture, total konsumsi kalori dari kedelai bagi orang Cina di tahun 1930 hanya 1,5%, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi daging babi sebanyak 65%.
Pernah mendengar promosi bahwa susu formula kedelai adalah aman karena bayi-bayi orang Asia telah mengonsumsinya selama berabad-abad? Pernyataan promosi ini juga salah, apalagi klaim bahwa susu kedelai lebih baik dibandingkan ASI. Yang benar adalah sejarah orang Asia JAMAN DULU menunjukkan bahwa bayi-bayi mereka sangat jarang diberikan susu kedelai.
Ernest Tso dalam tulisannya di Chinese Journal of Physiology tahun 1928, mengungkapkan bahwa susu kedelai dibeberapa daerah merupakan minuman penduduk asli di pagi hari, tapi sangat sedikit digunakan sebagai bagian dari menu utama bagi anak-anak.
Dalam tulisannya di tahun 1930, Dr RA Guy dari Department of Public Health di Peiping Union Medical College menyatakan bahwa susu kedelai tidak pernah secara umum diberikan kepada anak-anak mereka di Peiping. Minuman ini juga tidak dibuat sendiri di tiap rumah, melainkan dijual oleh pedagang keliling, dalam bentuk tidak kental dan panas, tapi diminum oleh orang-orang tua sebagai pengganti teh. Sebaliknya, susu kedelai pada masa itu dianggap tidak praktis dan susah untuk dipersiapkan bagi bayi-bayi mereka. Jadi, praktek pemberian susu kedelai bagi bayi-bayi orang Asia di jaman dulu adalah tidak umum. (Guy RA. Chinese Med J. 1936; 50:434-442).
.
Pengaruh Kedelai Buatan (GMO) Bagi Kualitas Kedelai
Lebih jauh lagi, kebanyakan kedelai jaman sekarang ditanam di lahan pertanian yang penuh dengan pestisida dan herbisida, dan banyak juga merupakan kedelai buatan (Genetically Modified). Menimbang faktor kedelai buatan, apakah ini berarti kedelai lokal aman dan tidak mengandung komponen kimia yang berbahaya buat kesehatan? Tidak juga. Kedelai asli maupun buatan (GMO) juga memiliki komponen kimia berbahaya jika tidak difermentasi, tapi GMO makin memperparah kondisi yang ada.
Ada yang berpendapat bahwa penelitian-penelitian yang menunjukkan hasil negatif kedelai adalah karena penelitian tersebut lebih banyak meneliti kedelai-kedelai buatan, bukannya kedelai asli seperti kebanyakan di Asia atau Indonesia. Tapi ini juga salah karena penelitian ilmiah mengenai dampak kedelai bagi kesehatan, telah dilakukan di TAHUN 60-AN DI BERBAGAI NEGARA EROPA DAN ASIA. Penelitian-penelitian ini juga menunjukkan dampak negatif kedelai yang pada masa itu masih alami, bukan GMO. Kedelai buatan atau GMO, baru ada di tahun 1995, diperkenalkan pertama kali oleh Perusahaan Monsanto.  Selain itu, di tahun 1997, hanya ada sekitar 8% kedelai buatan diproduksi di Amerika Serikat, tapi menjadi meningkat tajam di tahun 2006, yaitu 89%.
.
Apakah Tahu Aman?
Ada yang berpendapat bahwa tahu merupakan produk yang aman. Untuk hal ini saya berpendapat bisa “Ya”, bisa juga “Tidak”. “Ya” – aman, jika Anda tidak berlebihan atau RUTIN mengonsumsinya. “Tidak” aman, jika Anda melakukan sebaliknya. Kenapa demikian? Karena sepengetahuan saya, tahu merupakan produk kedelai non-fermentasi. Itu berarti tahu juga memiliki komponen kimia berbahaya (aluminium, mangan, phytoestrogen, dll) yang masih banyak. Begitu juga dengan susu kedelai.Tapi jika ada yang tahu bagaimana membuat tahu dan susu kedelai secara fermentasi, ini adalah kabar gembira dan saya harap Anda bisa membagikan rahasianya kepada saya.
.
Tapi Saya Merasakan Manfaat Kedelai Bagi Kesehatan Saya
Iya memang benar tidak bisa dipungkiri bahwa produk kedelai, termasuk yang non-fermentasi, bisa membawa dampak positif bagi beberapa orang. Tapi yang perlu dipertimbangkan adalah kedelai non-fermentasi (termasuk susu kedelai), jika RUTIN Anda konsumsi, SUATU HARI nanti akan membawa efek negatif bagi kesehatan Anda. Sesuai dengan yang dijelaskan di atas, kedelai non-fermentasi lebih cocok dikatakan sebagai obat serupa herbal dan bukan sebagai sumber nutrisi dalam keseharian kita. Anda harus bijaksana memanfaatkan produk-produk kedelai dilihat dari kebutuhan, proses, frekuensi, dan porsinya bagi Anda.
Hanya karena sebuah komponen yang ditemukan dalam makanan membantu satu bagian tubuh berfungsi dengan baik, tidak berarti bahwa komponen tersebut baik bagi seluruh tubuh. Saat memilih makanan dan minuman, pertimbangkanlah semuanya secara keseluruhan. ANDA TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU BURUK HANYA DENGAN MELIHAT DARI SATU BAHAN YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN TERSEBUT. Contoh: susu sapi mengandung kalsium yang cukup tinggi, tapi ternyata susu sapi lebih cocok untuk anak sapi bukannya manusia dan LEBIH BANYAK membahayakan kesehatan dibandingkan manfaatnya.
Hukum yang sama juga berlaku yaitu ANDA TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU BURUK HANYA DENGAN MELIHAT DARI SATU MANFAAT YANG DIMILIKI MAKANAN TERSEBUT. Contoh: kopi baik untuk menghilangkan rasa kantuk dan menenangkan pikiran, tapi kopi JAUH LEBIH banyak membawa kerugian yang menghambat produksi melatonin, mengganggu pertumbuhan janin, memperburuk kondisi diabetes, dan meningkatkan resiko serangan jantung.
Di jaman sekarang, tidak ada makanan yang 100% sempurna. Semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Tapi sebagai bahan pertimbangan, nilailah prosentase baik dan buruk dari apa yang Anda konsumsi. Jika suatu makanan lebih banyak membawa kerugian dibandingkan keuntungan, adalah bijaksana jika Anda tidak mengonsumsinya (atau mengurangi pengkonsumsiannya).
Dari semua informasi yang ada mengenai manfaat kedelai, FAKTOR UANG SANGAT MENENTUKAN DI SINI, BUKAN FAKTOR KESEHATAN. Produk-produk kedelai lebih tepatnya bersifat sebagai obat, sama seperti herbal, dan bukan sebagai sumber nutrisi makanan keseharian kita.
Mungkin Anda tidak setuju dengan tulisan saya, tapi daripada bertanya dan berdebat panjang lebar dengan saya, saya sarankan Anda untuk melakukan penyelidikan sendiri. Jangan percaya begitu saja terhadap informasi yang pro maupun kontra terhadap produk-produk kedelai. Cari tahu dan selidikilah kebenarannya sendiri.
Dalam penyelidikan mengenai dampak kedelai, saya mendapati LEBIH BANYAK hasil uji ilmiah yang kontra-kedelai dibandingkan yang pro-kedelai. Dan uji ilmiah ini adalah FAKTA DAN PENELITIAN ILMIAH YANG TIDAK DIMANIPULASI. Lagipula, para peneliti yang kontra-kedelai toh TIDAK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MATERI dari penelitian-penelitian mereka yang “melawan arus”. Jadi pertimbangan akan “conflict of interest” adalah tidak mungkin dalam kasus kontra-kedelai yang selalu memberitakan fakta-fakta negatif dari produk kedelai.
Informasi-informasi kontra-kedelai ini akan banyak Anda temui secara INTERNATIONAL, bukan nasional. Manfaatkan fasilitas internet dan Anda akan mendapati bahwa informasi kontra-kedelai jumlahnya sangat banyak dan mudah ditemukan.

Di sini saya tidak melarang Anda untuk mengonsumsi kedelai… Tidak. Saya hanya memperingatkan Anda terhadap PENGKONSUMSIAN PRODUK KEDELAI YANG TIDAK TEPAT. Pilihlah produk kedelai yang terfermentasi seperti misalnya tempe, kecap, miso, natto dan kecambah kedelai. Mereka adalah produk-produk kedelai terfermentasi yang baik untuk kesehatan.

Rabu, 26 Januari 2011

Goat’s Milk Nutrient Analysis

Goat’s Milk In-depth Nutrient Analysis
Goat’s milk
(Note: “–” indicates data is unavailable)
amount1.00 cup
total weight244.00 g
Basic Components
nutrientamount%DV
calories167.909.33
calories from fat90.91
calories from saturated fat58.57
protein8.69 g17.38
carbohydrates10.86 g3.62
dietary fiber0.00 g0.00
soluble fiber0.00 g
insoluble fiber0.00 g
sugar – total10.86 g
monosaccharides– g
disaccharides– g
other carbs0.00 g
fat – total10.10 g15.54
saturated fat6.51 g32.55
mono fat2.71 g11.29
poly fat0.36 g1.50
trans fatty acids0.29 g
cholesterol27.82 mg9.27
water212.35 g
ash2.00 g
Vitamins
nutrientamount%DV
vitamin A IU451.40 IU9.03
vitamin A RE136.64 RE
A – carotenoid0.00 RE0.00
A – retinol136.64 RE
A – beta carotene0.00 mcg
thiamin – B10.12 mg8.00
riboflavin – B20.34 mg20.00
niacin – B30.68 mg3.40
niacin equiv2.46 mg
vitamin B60.11 mg5.50
vitamin B120.16 mcg2.67
biotin8.54 mcg2.85
vitamin C3.15 mg5.25
vitamin D IU29.28 IU7.32
vitamin D mcg0.73 mcg
vitamin E alpha equiv0.22 mg1.10
vitamin E IU0.33 IU
vitamin E mg0.22 mg
folate1.46 mcg0.36
vitamin K0.73 mcg0.91
pantothenic acid0.76 mg7.60
Minerals
nutrientamount%DV
boron– mcg
calcium325.74 mg32.57
chloride427.00 mg
chromium– mcg
copper0.11 mg5.50
fluoride– mg
iodine– mcg
iron0.12 mg0.67
magnesium34.09 mg8.52
manganese0.04 mg2.00
molybdenum– mcg
phosphorus270.11 mg27.01
potassium498.74 mg
selenium3.42 mcg4.89
sodium121.51 mg
zinc0.73 mg4.87
Saturated Fats
nutrientamount%DV
4:0 butyric0.31 g
6:0 caproic0.23 g
8:0 caprylic0.23 g
10:0 capric0.63 g
12:0 lauric0.30 g
14:0 myristic0.79 g
15:0 pentadecanoic0.10 g
16:0 palmitic2.22 g
17:0 margaric0.07 g
18:0 stearic1.08 g
20:0 arachidic0.02 g
22:0 behenate0.00 g
24:0 lignoceric– g
Mono Fats
nutrientamount%DV
14:1 myristol0.01 g
15:1 pentadecenoic– g
16:1 palmitol0.20 g
17:1 heptadecenoic0.00 g
18:1 oleic2.38 g
20:1 eicosen0.00 g
22:1 erucic0.00 g
24:1 nervonic– g
Poly Fats
nutrientamount%DV
18:2 linoleic0.27 g
18:3 linolenic0.10 g
18:4 stearidon0.00 g
20:3 eicosatrienoic0.00 g
20:4 arachidon0.00 g
20:5 EPA0.00 g
22:5 DPA0.00 g
22:6 DHA0.00 g
Other Fats
nutrientamount%DV
omega 3 fatty acids0.10 g4.00
omega 6 fatty acids0.27 g
Amino Acids
nutrientamount%DV
alanine0.29 g
arginine0.29 g
aspartate0.51 g
cystine0.11 g26.83
glutamate1.53 g
glycine0.12 g
histidine0.22 g17.05
isoleucine0.51 g44.35
leucine0.77 g30.43
lysine0.71 g30.21
methionine0.20 g27.03
phenylalanine0.38 g31.93
proline0.90 g
serine0.44 g
threonine0.40 g32.26
tryptophan0.11 g34.38
tyrosine0.44 g45.36
valine0.59 g40.14
Other
nutrientamount%DV
alcohol0.00 g
caffeine0.00 mg
artif sweetener total– mg
aspartame– mg
saccharin– mg
sugar alcohol– g
glycerol– g
inositol– g
mannitol– g
sorbitol– g
xylitol– g
organic acids317.20 mg
acetic acid0.00 mg
citric acid317.20 mg
lactic acid0.00 mg
malic acid0.00 mg
choline– mg
taurine– mg
Note: The nutrient profiles provided in this website are derived from Food Processor for Windows, Version 7.60, by ESHA Research in Salem, Oregon, USA. Of the 21,629 food records contained in the ESHA foods database, most of them – including those of the World’s Healthiest Foods – lacked information for specific nutrients. The designation “–” was chosen to represent those nutrients for which there was no measurement included in the ESHA foods database.

The Health Benefits of Goat’s Milk/Cheese

Calorie and fat content
Cheese isn’t a food characteristically known for being low in fat and calories. When it comes to fat and calorie content, goat cheese has the advantage over traditional cheese made from cow’s milk. While cow’s milk cheese generally has around 100 calories and 10 grams of fat per ounce, goat cheese only has 8 calories and 6 grams of fat. This makes goat cheese a better choice if you’re trying to watch your waistline. This means goat cheese is the better choice for staying fit and thin. Plus, you’ll benefit from the five grams of protein in a single ounce of this tasty cheese.
It’s more digestible
Around a quarter of the American population suffers from lactose intolerance, a condition which makes it difficult to digest lactose containing foods such as milk and cheese. People who are lactose intolerant are sometimes able to tolerate goat cheese even if they have problems digesting conventional cheese made from cow’s milk. Although both forms of cheese have similar levels of lactose, it seems that the fat molecules in goat cheese are shorter making them more digestible. Even for people who don’t have a lactose intolerance, goat cheese appears to be more easily digested than conventional dairy products. It can also be a good choice if you have an allergy to traditional dairy products. “It has tryptophan, that same sort of mellowing agent that turkey has. The fat particles in goat milk are much smaller than in cow milk, so you don’t have to mix it up. And when you mix up fat globules, in some people it makes enzymes that irritate your stomach.” Dr. Oz says.”
It’s a good source of calcium
Despite the fact that it’s lower in calories and fat than most dairy products, goat cheese is a good source of bone preserving calcium. The amount of calcium in goat cheese can vary from around 40 grams in soft cheese up to 240 grams in hard goat cheese, slightly higher than cow’s milk cheese which has about 200 grams in the hard version. Lower calories, high calcium content – it’s a good combination.
What does calcium do, anyway?
  • maintains the strength and density of bones.
  • helps to protect colon cells from cancer-causing chemicals
  • helps prevent migraine headaches
  • reduces PMS symptoms during the second half of the cycle
  • helps protect against breast cancer (Women with the highest average dairy intake had a 45% lower risk of developing breast cancer than women with the lowest average intake. When only pre-menopausal women were considered, benefits were even greater; those with the highest average dairy intake had a 65% reduction in breast cancer risk)
  • plays a role in vital body functions, like blood clotting, nerve conduction, muscle contraction, regulation of enzyme activity, cell membrane function and blood pressure regulation.
Calcium is vital to these activities, so when dietary intake of calcium is too low to maintain adequate blood levels of calcium, calcium stores are drawn out of the bones to maintain normal blood concentrations. And calcium from dairy foods is more effective than that gained from a supplement, according to a study by the American Journal of Clinical Nutrition. “Goats milk is high in calcium and good for your heart. Plus, researchers believe it could protect against Alzheimer’s and heart disease,” Dr. Oz says.
Metabolism-Boosting
Diets higher in calcium have been proven to assist the body’s burning of fat after meals. The need for hormone release to maintain calcium levels is banished, which correlates with a higher rate of fat oxidation.
Higher in Protein
There are 5 grams of protein in a single ounce of goat cheese! Goat’s milk is a good source of low-cost high-quality protein, providing 8.7 grams of protein (17.4% of the daily value for protein) in one cup versus cow’s milk, which provides 8.1 grams.
Great Source for a Variety of Other Nutrients
Goat’s milk and goats milk cheese are great sources of a number of important nutrients and vitamins: the amino acid tryptophan
  • phosphorus
  • riboflavin or vitamin B2 (which plays important roles in the body’s energy production)
  • potassium (which helps prevent high blood pressure and protects against arteriosclerosis)
  • goat’s milk contains 25 percent more vitamin B-6 than cow’s
  • vitamin A is 47% higher in goat’s milk, too!
  • three times as much niacin. It is also four times higher in copper.
  • Goat’s milk also contains 27 percent more of the antioxidant selenium than cow’s milk.
All Good, All Natural
Goat cheese has no additives, preservatives, or bovine growth hormones that can be found in cow’s milk cheeses.
Contains Probiotics
Goat cheeses contain moderate levels of probiotics, the “good” bacteria that aid gastrointestinal health in the human body. Just what do probiotics do?
  • help melt postpartum belly fat
  • build elderly immune systems by tackling the age-related deterioration of the immune system.
  • they enhance immune system response
  • reduce negative affects of taking many types of antibiotics
  • aid in preventing and treating colon inflammation following surgery
  • help to prevent eczema in youth
  • increase ability to digest food
  • are therapeutic for viral respiratory tract infections by enhancing the overall immune system
  • reduce lactose intolerance
  • reduce incidence of yeast infection, vaginitis and candidiasis
  • increase ability to assimilate the nutrients from food
  • alleviate many common digestive disorders such as constipation, diarrhea and IBS
  • act as a treatment for halitosis (bad breath)
  • increase ability to synthesize vitamin B
  • increase ability to absorb calcium
  • promote anti-tumor and anti-cancer activity in the body

Kamis, 20 Januari 2011

Sejarah Susu Kambing Dalam Cerita Nabi Dan Legenda

Ekstrak Susu Sehatkan Vagina

Selain terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, susu juga dikenal sebagai media perawatan terbaik. Tahukah Anda bahwa kandungan zat aktif pada ekstrak susu dapat mengatasikeputihan?

Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Untuk itu, wanita harus rajin merawat kebersihan wilayah pribadinya ini.

Infeksi juga terjadi karena terganggunya kesimbangan ekosistem di vagina. Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus atau bakteri baik.

Di sini estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi dalam sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari Lactobacillus, yang akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya.

Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat, yang menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan potential Hydrogen (pH) di kisaran 3,8 — 4,2. Dengan tingkat keasaman ini, Lactobacillus akan subur dan bakteri patogen (jahat) bakal mati.

Di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, 95 persen Lactobacillus, 5 persen patogen. Dalam kondisi ekosistem vagina seimbang, bakteri patogen tidak akan mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman menurun, pertahanan alamiah akan turun, dan rentan mengalami infeksi.

Ketidakseimbangan ekosistem vagina disebabkan banyak faktor. Di antaranya kontrasepsi oral, penyakit diabetes melitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina (douching), dan gangguan hormon seperti saat pubertas, kehamilan, atau menopause.

“Menjaga keseimbangan ekosistem adalah cara paling alamiah dan ampuh dalam merawat kesehatan vagina dan mencegah timbulnya infeksi,” ungkap Dr. Junita Indarti, Sp.OG, spesialis kebidanan dan kandungan dari FKUI-RSCM, pada media workshop bertema "Manfaat Susu bagi Vagina", di Hotel Ritz Carlton, beberapa waktu lalu.

Memicu Kanker
Infeksi yang sering terjadi pada vagina adalah keputihan. Keputihan atau dalam istilah kedokteran disebut leukorea, white discharge, fluor albus, adalah gejala penyakit yang ditandai keluarnya cairan dari organ reproduksi, dan bukan berupa darah.

Namun, tak semua keputihan merupakan penyakit. Keputihan dibedakan menjadi dua, yaitu normal dan abnormal.

Keputihan normal ditandai oleh keluarnya lendir jernih pada saat masa subur atau sebelum menstruasi, tidak berbau, serta tak ada keluhan gatal pada vagina. Sebaliknya, keputihan abnormal menandakan adanya infeksi pada vagina yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu Bacterial Vaginosis, Trichomoniasis, dan Candidiasis.

Bacterial Vaginosis merupakan keputihan akibat meningkatnya bakteri patogen, sehingga Lactobacillus menurun, pH vagina meningkat, menjadi bersifat basa. Biasanya gangguan ini ditandai gejala klinis seperti lendir vagina sedikit, homogen, putih keabu-abuan, bau tidak sedap, tetapi tidak menyebabkan iritasi.

Jika keadaan ini dialami oleh ibu hamil, akan berisiko pada kelahiran prematur. Risiko lainnya adalah kehamilan di luar rahim dan kadang menyebabkan radang panggul.

Trichomoniasis, yaitu keputihan yang disebabkan penyakit menular seksual. Kebiasaan suka berganti pasangan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi (kondom), merupakan penyebab utamanya. Menurut penelitian, 70 persen laki-laki tertular setelah berhubungan badan dengan wanita yang terinfeksi Trichomoniasis.

Jenis keputihan lainnya adalah Candidiasis, yang oleh jamur Candida albicans. Gejala klinis yang dialami penderita berupa rasa gatal, lendir vagina berbentuk seperti kepala susu, dan berbau. Keluhan lain yang sering muncul adalah nyeri vagina, rasa terbakar di bagian luar vagina (vulva), serta nyeri saat sanggama dan berkemih.

Dr. Junita menegaskan bahwa keputihan abnormal bila tidak diobati secara benar akan berakibat pada kemandulan, infeksi saluran telur, bahkan awal munculnya pertumbuhan kanker mulut rahim. Karena itu, bila telanjur mengalami keputihan, lakukan pemeriksaan pap smear.

Jaga Keseimbanqan pH
Menurut Dr. Junita, hal penting yang harus diketahui, yaitu menjaga keseimbangan ekosistem vagina agar tidak terjadi infeksi. Ia mengingatkan, cara paling mudah adalah menjaga kebersihan vagina, tetapi dengan tetap mempertahankan derajat keasaman pH, sehingga pertumbuhan Lactobacillus meningkat dan perkembangbiakan organisme patogen terhambat.

Dalam uji klinis yang dilakukannya di Poliklinik Sitologi RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, diungkapkan bahwa ekstrak susu terbukti bermanfaat menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Susu mengandung zat aktif yang diekstrak menjadi asam laktat dan laktoserum, yang secara klinis terbukti mengurangi keluhan rasa gatal, terbakar, dan keputihan.

Di dalam laktoserum terkandung senyawa laktat, laktose, dan trace element. Asam laktat merupakan produk yang dihasilkan oleh glikogen dan metabolisme glukosa yang berfungsi untuk menjaga agar pH vagina tetap asam, yaitu antara 3,8 — 4,2. Jika pH normal, pertumbuhan bakteri akan terhambat.

“Berdasarkan hasil penelitian kami di RSCM, dari 71 kasus fluor albus dengan keluhan rasa gatal, terbakar, dan keputihan, keluhan gatal berkurang sebesar 86,1 persen, terbakar 87,5 persen, dan keputihan 81,1 persen, setelah pasien dirawat dengan pemberian larutan asam laktat dan laktoserum dua kali sehari selama dua minggu,” paparnya.

Ia menyimpulkan bahwa asam laktat dan laktoserum tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi keputihan dan menghambat pertumbuhan jamur (Candida) dan kapang (dermatofit), tetapi juga tidak mengganggu pertumbuhan Lactobacillus. Karena itu, meski digunakan setiap hari, ekosistem vagina tetap terjaga.

Pharma Health Care (PHC) telah mengeluarkan produk pembersih kewanitaan terbaru, yang mengandung asam laktat dan laktoserum yang diekstrak dari susu tersebut, dengan nama Lactacyd, sehingga aman digunakan setiap hari karena cara kerjanya yang alami.

Rabu, 19 Januari 2011

Kandungan & Khasiat Susu Kambing ORGANIK

Berdasarkan kesimpulan dari beberapa referensi, bahwa susu kambing memiliki kandungan mineral yang sempurna dan sangat bermanfaat untuk memperbaiki system jaringan tubuh manusia diantaranya :
a. Mengandung Zincum (Zn) pembentuk system kekebalan tubuh
b. Mineral Alkaline baik untuk penderita Maag Kronis.
c. Zat Flourin serta betakasein baik bagi penderita Bronchitis, Asma, TBC, Pneumonia.
d. Kandungan A2-betakasein dan Asam Amino Esensial pembentuk Insulin berguna bagi penderita diabetes
e. Cynokobalamin pembentu zat Hb bagi penderita Demam berdarah, Anemia, Thalasemia
f. Kalium (K) berguna bagi penderita Arteriosclerosis, Tekanan Darah Tinggi maupun Darah Rendah
g. Enzim Xanthine Oxydase dan niasin (Vit B3) berfungsi mengatasi sel Kanker/Tumor dan mengurangi efek toksis kemoterapi
h. Kandungan Kalsium membantu pertumbuhan tulang dan mencegah Osteoporosis
i. Kandungan MCTnya (Medium Chain Trygliseride) berguna bagi program Dietary dan penyembuhan akibat stroke
j. Kaya dengan lactoglobulin penahan protein penyebab alergi
k. Tingkat keasaman yang menyerupai kulit dapat melembabkan dan mempercantik kulit
l. Mengandung mineral, belerang metionin, riboflavin (Vit B2) dan B3 yang menumbuhkembangkan sel otak serta system saraf bagi kecerdasan anak.
m. Riboflavin (Vit B2) bermanfaat menurunkan frekuensi serangan migrain
n. Lactoferrin (LF), lactoperoxidase, lysozyme dan peptide dapat meningkatkan aktivitas CD4 dan sel T sebagai pembentuk system kekebalan tubuh bagi penderita infeksi virus HIV
Dikutip dari dr. Zen Djaja MD, Praktisi pengobatan herbal dan dr. Imelda Margaretha, Healt Consultan PT Diamond Interest International